Sabtu, 19 Desember 2020

Bentuk Perjuangan Masyarakat Kabupaten Malang dalam Mempertahankan Kemerdekaan

 KOMPETENSI DASAR

3.8 Menganalisis Strategi dan Bentuk Perjuangan Bangsa Indonesia Dalam Upaya Mempertahankan Kemerdekaan Dari Ancaman Sekutu dan Belanda

Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 ternyata belum mencapai titik akhir. Pihak asing masih berusaha menguasai Indonesia kembali. Tanggal 8 September 1945 datang anggota misi Sekutu yang dikirim oleh SEAC (South East Command) yang bermarkas di Singapura untuk mempelajari dan melaporkan keadaan Indonesia untuk pendaratan Sekutu. Selanjutnya juga datang rombongan yang merupakan wakil dari Panglima SEAC dan wakil dari Van Mook. Kedatangan rombongan tersebut membuat Sekutu terkejut karena mendapat kenyataan bahwa Indonesia sudah merdeka.
Tak lama setelah itu, pada tanggal 29 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta. Kedatangan tersebut dipimpin oleh Sir Philip Christison sebagai panglima besar AFNEI (Allied Forces Nederland East-Indie). Tujuan AFNEI datang ke Indonesia adalah melindungi dan mengevakuasi para tawanan perang serta melucuti senjata tentara Jepang.Kedatangan tentara Sekutu mendapat berbagai tanggapan dari bangsa Indonesia. Situasi semakin memanas ketika diketahui Sekutu datang bersama NICA (Netherlands Indies Civiele Administration) untuk berkuasa kembali di Indonesia. NICA merupakan pemerintahan sipil bentukan Belanda yang semula dalam pelarian di Australia. NICA berusaha mempersenjatai KNIL (Koninklijk Nederlandsch Indische Leger) yang baru saja dibebaskan dari tahanan Jepang. Rakyat merasa tidak dihormati oleh kehadiran mereka sehingga muncul berbagai perlawanan di berbagai daerah seperti Surabaya, Bandung, Medan dan Ambarawa.
Selain melalui jalan perang untuk menggagalkan tujuan Sekutu di Indonesia, dilakukanlah jalan diplomasi. Perdana Menteri Sutan Sjahrir dengan Kabinet Sutan Sjahrir I segera mengadakan kontak diplomatik dengan pihak Belanda. Pihak inggris mencoba mengambil jalan tengah dengan berperan sebagai penengah dalam masalah Indonesia dan Belanda. Dalam masalah ini Inggris mengirimkan Sir Archibald Clark Kerr dan Belanda mengirimkan Dr. H.J. van Mook.
Perundingan antara kedua belah negara terasa sangat sulit menemukan titik terang. Perjanjian Linggarjati yang dilakukan pada 10 November 1946, diingkari oleh Belanda dengan adanya Agresi Militer I pada 21 Juli 1947. Setelah itu masih dilakukan upaya perdamaian melalui jalan diplomasi dan menghasilkan sebuah perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Renville. Seperti halnya Perjanjian Linggarjati, Perjanjian Renville mengalami nasib yang sama. Perjanjian tersebut diingkari Belanda dengan melakukan Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948. Serangan dalam agresi militer kedua ini tidak membuat TNI lemah, meskipun telah dilakukan penangkapan pimpinan politik Republik dan penaklukan seluruh Jawa termasuk ibu kota Republik di Yogyakarta. Para pejuang dapat meloloskan diri dan semakin mengintensifkan serangan balik dengan berbagai teknik dan taktik gerilya yang sudah mereka kuasai. Perang gerilya dilakukan secara besar-besaran dan berkobar di seluruh wilayah Republik Indonesia tidak terkecuali Jawa Timur.
Berikut ini salah satu peristiwa penting dalam mempertahankan kemerdekaan yang terjadi di Kabupaten Malang. Materi selanjutnya dapat disimak dalam leaflet yang ada di bawah ini.





Leaflet ini dapat diakses lebih jelas melalui link berikut ini :
https://drive.google.com/drive/folders/17ZQHAWd2C0_NkwNnei0YryjCdvEy6lAy?usp=sharing

Siswa dapat menjawab evaluasi yang ada di dalam leaflet sebagai latihan dan menguji pengetahuan yang di dapat.